Minggu, 27 Mei 2012

MINGGU ADVEN II: Seruan Pertobatan (Oleh: Erick Sila)

MINGGU, 4 DESEMBER 2011 Bacaan I : Yes 40:1-5,9-11 Bacaan : 2Ptr 3:8-14 Injil : Mrk 1:1-8 Bapa, ibu, saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, Minggu ini adalah Minggu Adven II. Sebelumnya saya mau bertanya kepada bapa, ibu, saudara-saudara sekalian apa itu Adven? Istilah “ADVEN” berasal dari bahasa Latin “Adventus” yang artinya ialah “kedatangan dengan semarak”. Mulai dari hari Minggu keempat sebelum tanggal 25 Desember sampai pada tanggal tersebut, Gereja memperingati dan mengenangkan bahwa Tuhan lagi datang. Memperingati dan mengenangkan suatu misteri iman dalam perayaan liturgis tak pernah merupakan ingatan semata-mata. Sebab peristiwa-peristiwa penyelamatan yang diperingati itu, selalu masih menyangkut kita sekarang ini. Pada saat misteri itu dirayakan, kita dilibatkan dalam peristiwa penyelamatan yang dikenangkan. Maka pada saat itu juga kita mengalami penyelamatan. Jadi, dalam suatu perayaan liturgis, kita menghayati peristiwa itu bukan dalam pikiran saja tetapi juga dalam kenyataan. Kalau begitu hal merayakan “masa Adven” berarti: mengalami sungguh-sungguh kerinduan akan Allah, serta bertobat, berbalik kepada-Nya. Dalam merayakan Adven kita menghayati bagaimana Tuhan makin lama makin dekat kepada kita di dalam kegelapan kita. Oleh karena itu, banyak bacaan dalam masa Adven diambil dari kitab-kitab para Nabi, penunggu yang agung itu (Yesus). Bapa, ibu saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, ada tiga tokoh besar yang paling ditonjolkan dalam liturgi masa Adven, yakni Nabi Yesaya, Yohanes Pembabtis, dan Bunda Maria. 1). Kitab Nabi Yesayalah yang dalam masa Adven paling sering dipakai, karena paling kaya akan teks-teks mesianis. Yesaya memiliki keyakinan iman yang besar: ia berkeyakinan teguh bahwa Allah akan menganugerahkan Sang Kristus serta keselamatan-Nya kepada kita. Keyakinan iman ini membuat Yesaya menemukan kata yang juga bagi manusia modern cocok sekali untuk mengungkapkan kerinduan akan Tuhan, “kuatkanlah hatimu, jangan takut, itu Allahmu!”. Lagu Adven yang tekenal “Datanglah Tuhan Allahku, selamatkanlah umat-Mu” (MB no. 322) juga diambil dari kitab Nabi Yesaya. 2). Tokoh yang kedua ialah Yohanes Pembabtis: dalam hati, umat Kristen menempatkan diri di tepi sungai Yordan, sambil menjalani dengan penuh perhatian suasana penantian dengan suka cita tetapi juga seraya mengindahkan peringatan serius yang diperuntukkan bagi kita. 3). Akhirya akan kita lihat juga dalam masa Adven (pada minggu-minggu yang akan datang) tentang persiapan paling manusiawi, yaitu bagaimana Sang Bunda menghayati kedatangan Dia yang dinanti-nantikan itu. Di dalam rahimnya dan juga dalam iman, seperti dikatakan dalam Kitab Suci. Bapa, ibu saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, kita akan melihat peringatan serius apa yang diserukan oleh Yohanes Pembabtis kepada kita hari ini, melaluai bacaan yang telah kita dengarkan tadi. Peringatan itu ialah: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibabtis dan Allah akan mengampuni dosamu”. Pada Minggu Adven kedua ini, kita kembali diajak untuk bertobat. Ajakan pertobatan yang diserukan oleh Yohanes ini, mengajak kita untuk mempersiapkan diri kita, agar menjadi anak-anak Allah. Muncul suatu pertanyaan di dalam hati kita. Masikah kita peduli dengan pertobatan di zaman sekarang ini? Seruan Yohanes Pembabtis ini sangatlah erat hubungannya dengan kedatangan Tuhan bagi umat-Nya. Kehadiran Yohanes dalam memberikan kesaksian mengenai Yesus Sang Terang, membantu kita untuk melihat dan menyaksikan bahwa bukan dia terang itu, tapi Yesus-lah terang itu. Dalam hal ini, kita diharapkan untuk menjawabnya dengan iman. Iman kita itu adalah jawaban atas pewartaan dari Yohanes tentang Yesus sebagai Mesias. Iman kita hendaknya ditandai dengan sikap tobat. Sikap tobat itu merupakan wujud dari iman kita kepada-Nya. Bertobat berarti kembali kepada Yesus yang adalah terang, jalan, kebenaran dan hidup. Bertobat dan dibabtis serta pengampunan dosa adalah proses hidup dalam diri seorang Kristen untuk menjadi anak Allah. Lewat seruan Yohanes inilah kita sungguh-sungguh diingatkan kembli untuk bersatu dengan Allah, ketika kita jatuh dalam dosa, ke dalam kegelapan hidup, dan di saat-saat kita lupa akan Tuhan dalam hidup kita. Yohanes Pembabtis adalah seorang utusan Allah dan utusan itu harus kita terima dan dengarkan dalam hidup kita. Kita harus berani bertobat, meninggalkan kebiasaan buruk kita dan menjadikan hidup kita baru kembali. Menjalani dan menghidupi seruan Yohanes ini, kita orang Kristen dengan gembira dan bangga nantinya menyambut kedatangan Kristus penyelamat dunia. Oleh karena itu, dengan dan melalui Sabda Tuhan ini, mari kita berusaha dan berjuang untuk menjadi pewarta Kristus dalam hidup kita baik sebagai gembala maupun sebagai umat dalam setiap tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Dengan demikian kita bertobat dan menggapai jalan keselamatan yang telah Ia janjikan kepada kita. •Refleksi: Kerasulan yang kami laksanakan setiap minggu I dan III dalam bulan adalah kesempatan yang baik bagi kami. Melalui kerasulan ke stasi, saya sebagai seorang calon imam menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mengembangkan diri demi perkembangan panggilan yang sedang saya jalani. Selain itu, kerasulan ke stasi merupakan kesempatan bagi saya untuk berjumpa dan merasakan kehidupan umat secara langsung. Dari pertemuan dan perjumpaan tersebut banyak hal yang saya temukan di stasi. Pertama, kurangnya katekese di stasi sehingga umat belum memahami sepenuhnya mengenai hari-hari besar dalam Gereja terutama masa Adven. Kedua, rasa ingin tahu umat semakin besar sehingga memudahkan untuk meberikan katekese yang berguna. Ini adalah lahan yang baik untuk menaburkan Sabda Allah kepada umat. Berdasarkan data serta masalah yang dihadapi oleh umat di atas, saya mencoba menyusun sebuah katekese yakni dalam bentuk kotbah. Semoga dengan kotbah ini, umat sedikit lebih memahami apa itu Adven, bacaan-bacaan yang digugunakan selama masa Adven serta tokoh-tokoh penting yang ditonjolkan selama masa Adven. Ini adalah bentuk pertobatan sederhana yang saya lakukan. Kesadaran akan kebutuhan umat perihal pengenalan akan Allah adalah tugas dan tanggung jawab saya sebagai calon imam. Umat harus dibawa untuk lebih dekat kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar